Jennifer Aiko (rachman/detikhot)
Jakarta Jennifer Aiko mengatakan sangat mencintai dunia sulap. Bintang acara 'Neo Gara Gara Magic' di Trans 7 itu pun mengaku ingin membuat hidup orang lain bahagia dengan kepiawaiannya itu.
"Aku sangat suka dan cinta banget sama dunia sulap. Aku ingin banget bikin hidup orang lain bahagia dengan sulap," ujarnya ketika berbincang dengan Detikhot.
"Ketika saya bisa melakukan itu, menampikan sulap di depan orang lain dan mereka merasakan hal yang sama yang lucu dan senang, saya juga senang sekali. Saya merasa bersyukur kalau bisa menghibur orang lain dengan sesuatu yang saya latih," sambungnya.
Perempuan kelahiran 22 Mei 1992 itu memang sangat bahagia menjadi pesulap. Profesi itu baginya spesial karena tidak semua orang bisa dan memiliki bakat. Apalagi menurutnya sulap mempunyai tingkat kesulitan tinggi terutama dalam mempresentasikannya ke penonton agar jadi menarik.
"Mungkin kamu tahu triknya, alatnya, tapi belum tentu kamu bisa membawakannya dengan baik. Tiap pesulap dituntut punya karakter sendiri, kreatif membuat alur cerita sendiri dan mempresentasikan. Ada pesulap yang bisa membuat sulap biasa jadi luar biasa hanya dari cara dia mempresentasikan," jelasnya.
Bicara soal sulap, Jennifer terbilang unik karena mendalami aliran Bizarrist yang menurutnya merupakan aliran sulap yang cenderung mengarah pada hal gaib dan tidak masuk nalar manusia. Baginya pilihannya itu cukup menantang dan tak mudah karena tidak semua orang bisa menerima.
"Kesulitannya adalah bagaimana caranya saya mempresentasikan eksperimen saya supaya bisa diterima masyarakat. Karena bizarrist itu permainannya selalu di luar nalar manusia, bahkan kadang di mata penonton aku itu punya kekuatan yang aneh-aneh, padahal sebenarnya nggak," ungkapnya.
"Konsep-konsep bizaris itu memang selalu di luar nalar, selalu berhubungan dengan legenda dan mitos seperti itu. Jadi agak rancu dan tidak semua orang bisa menerimanya," tambahnya.
Meski tak mudah, Jennifer tak menyerah dan malah kian semangat untuk mendalami aliran bizarrist. Apalagi ia selama ini juga banyak dibantu oleh sahabat-sahabatnya yaitu Denny Darko (Hipnosist) dan Galih Montana (Illusionist) dalam bertukar pikiran dan memecahkan masalah.
"Awalnya tidak tahu harus belajar di mana sampai akhirnya saya bertemu dengan teman kayak Galih Montana (Illusionist), guru aku, Pak Denny Darko dan beliau sangat banyak sekali membantu saya belajar mencarikan referensi dan lain-lain," ungkapnya.
Anak sulung dari dua bersaudara itu merasa bersyukur karena kini di Indonesia sulap sudah cukup maju dan diterima masyarakat. Di berbagai stasiun televisi ditayangkan, termasuk programnya sendiri, 'Neo Gara Gara Magic' yang hadir di Trans 7 setiap Minggu pukul 19.00WIB.
Soal kariernya di dunia sulap, mahasiswi semester 7 di Fakultas Psikologi Universitas Taruma Negara, Jakarta itu pun tak mau muluk-muluk. Ia hanya berusaha menampilkan yang terbaik untuk menghibur dan menyelipkan pesan moral dalam tiap pertunjukannya.
"Aku nggak mau muluk-muluk, nggak berfikir utuk dapat penghargaan ini dan itu. Aku hanya berusaha semaksimal mungkin. Setiap mempresentasikan sesuatu, saya selalu berharap orang lebih baik dan terhibur serta ada pesan moral dalam penampilan saya," tandasnya.
"Aku sangat suka dan cinta banget sama dunia sulap. Aku ingin banget bikin hidup orang lain bahagia dengan sulap," ujarnya ketika berbincang dengan Detikhot.
"Ketika saya bisa melakukan itu, menampikan sulap di depan orang lain dan mereka merasakan hal yang sama yang lucu dan senang, saya juga senang sekali. Saya merasa bersyukur kalau bisa menghibur orang lain dengan sesuatu yang saya latih," sambungnya.
Perempuan kelahiran 22 Mei 1992 itu memang sangat bahagia menjadi pesulap. Profesi itu baginya spesial karena tidak semua orang bisa dan memiliki bakat. Apalagi menurutnya sulap mempunyai tingkat kesulitan tinggi terutama dalam mempresentasikannya ke penonton agar jadi menarik.
"Mungkin kamu tahu triknya, alatnya, tapi belum tentu kamu bisa membawakannya dengan baik. Tiap pesulap dituntut punya karakter sendiri, kreatif membuat alur cerita sendiri dan mempresentasikan. Ada pesulap yang bisa membuat sulap biasa jadi luar biasa hanya dari cara dia mempresentasikan," jelasnya.
Bicara soal sulap, Jennifer terbilang unik karena mendalami aliran Bizarrist yang menurutnya merupakan aliran sulap yang cenderung mengarah pada hal gaib dan tidak masuk nalar manusia. Baginya pilihannya itu cukup menantang dan tak mudah karena tidak semua orang bisa menerima.
"Kesulitannya adalah bagaimana caranya saya mempresentasikan eksperimen saya supaya bisa diterima masyarakat. Karena bizarrist itu permainannya selalu di luar nalar manusia, bahkan kadang di mata penonton aku itu punya kekuatan yang aneh-aneh, padahal sebenarnya nggak," ungkapnya.
"Konsep-konsep bizaris itu memang selalu di luar nalar, selalu berhubungan dengan legenda dan mitos seperti itu. Jadi agak rancu dan tidak semua orang bisa menerimanya," tambahnya.
Meski tak mudah, Jennifer tak menyerah dan malah kian semangat untuk mendalami aliran bizarrist. Apalagi ia selama ini juga banyak dibantu oleh sahabat-sahabatnya yaitu Denny Darko (Hipnosist) dan Galih Montana (Illusionist) dalam bertukar pikiran dan memecahkan masalah.
"Awalnya tidak tahu harus belajar di mana sampai akhirnya saya bertemu dengan teman kayak Galih Montana (Illusionist), guru aku, Pak Denny Darko dan beliau sangat banyak sekali membantu saya belajar mencarikan referensi dan lain-lain," ungkapnya.
Anak sulung dari dua bersaudara itu merasa bersyukur karena kini di Indonesia sulap sudah cukup maju dan diterima masyarakat. Di berbagai stasiun televisi ditayangkan, termasuk programnya sendiri, 'Neo Gara Gara Magic' yang hadir di Trans 7 setiap Minggu pukul 19.00WIB.
Soal kariernya di dunia sulap, mahasiswi semester 7 di Fakultas Psikologi Universitas Taruma Negara, Jakarta itu pun tak mau muluk-muluk. Ia hanya berusaha menampilkan yang terbaik untuk menghibur dan menyelipkan pesan moral dalam tiap pertunjukannya.
"Aku nggak mau muluk-muluk, nggak berfikir utuk dapat penghargaan ini dan itu. Aku hanya berusaha semaksimal mungkin. Setiap mempresentasikan sesuatu, saya selalu berharap orang lebih baik dan terhibur serta ada pesan moral dalam penampilan saya," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar