Pengejar Angin (Putaar Film)
Jakarta - Sutradara Hanung Bramantyo mengaku sempat mendapat perlakuan sinis dari beberapa pihak saat diminta memproduksi sebuah film oleh Pemda Sumatera Selatan. Namun, Hanung bersama tim produksinya ingin membuktikan jika 'Pengejar Angin' bukan sekadar film promosi.
"Banyak kecurigaan-kecurigaan karena film ini menggunakan anggaran Pemda. Tapi ini bukan cuma untuk promosi Sumatera Selatan tapi gimana mengemasnya untuk memberi hiburan kepada penonton," ucap Hanung saat jumpa pers di Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2011).
Saat jumpa pers, sang produser Ramdhoni Ramadan sudah terang-terangan mengatakan jika proyek film tersebut merupakan bentuk sosialisasi kinerja Pemda Sumsel, termasuk dalam menyambut Sea Games. Selain itu, lewat 'Pengejar Angin' para penonton juga diharapkan bisa lebih mengenal kebudayaan Sumatera Selatan lebih jauh lewat sarana yang tentunya menghibur.
"Pokoknya misi yang harus kita angkat itu kebijakan sekolah gratis, rumah sakit gratis, pembangunan, dan persiapan Sea Games," ungkap Hanung yang menerima dana bersih Rp 7 miliar untuk filmnya itu.
Karena permintaan tersebut, bahkan skenario film sampai diubah sebanyak dua kali. Meski demikian, 'Pengejar Angin' tetap menarik untuk ditonton tanpa terganggu 'pesanan' adegan yang harus ditampilkan.
'Pengejar Angin' mengambil latar di sebuah kampung di Lahat, Sumatera Selatan, di mana seorang remaja bernama Dapunta tinggal bersama ayahnya yang merupakan pemimpin kelompok perampok Bajing Loncat. Dapunta memiliki tekad untuk bersekolah dan menggapai cita-citanya setinggi langit tanpa harus mengikuti jejak sang ayah menjadi perampok.
Selain pandai dan berprestasi di bidang pendidikan, Dapunta juga memiliki kemampuan berlari yang cepat. Ia menjadi andalan sekolahnya untuk mengikuti lomba lari. Lewat cabang olahraga itu pula ia menggapai mimpinya untuk melanjutkan kuliah.
Menurut Hanung, 80 persen pemain dalam film tersebut merupakan pemain asli Sumatera Selatan. Ia juga memakai beberapa bintang remaja yang terbilang masih baru di dunia akting. Namun, para aktor dan aktris muda itu bisa menjalankan perannya masing-masing dengan cukup baik.
"Saya punya niatan untuk mengembangkan pendidikan entertainment untuk di luar Jakarta, dan melibatkan temen-teman dari daerah," ujar sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 itu.
Hanung memang tak terjun langsung di lapangan sebagai sutradara. Pekerjaan tersebut ia serahkan kepada 'anak didiknya' dari Dapur Film, Hestu Saputra.
Namun untuk ukuran pengalaman pertama sebagai sutradara layar lebar, kinerja Hestu pantas diacungi jempol. Hanung juga tetap terlibat dalam proses pra-produksi hingga editing.
'Pengejar Angin' dibintangi oleh Mathias Muchus, Wanda Hamidah, Lukman Sardi, Agus Kuncoro, dan pemain utama remaja seperti Qausar HY, Giorgino Abraham, Siti Helda Meilita, dan Martua H.Aritonang. Film tersebut akan ditayangkan di bioskop Indonesia pada 3 November 2011.
"Banyak kecurigaan-kecurigaan karena film ini menggunakan anggaran Pemda. Tapi ini bukan cuma untuk promosi Sumatera Selatan tapi gimana mengemasnya untuk memberi hiburan kepada penonton," ucap Hanung saat jumpa pers di Gandaria City, Jakarta Selatan, Senin (31/10/2011).
Saat jumpa pers, sang produser Ramdhoni Ramadan sudah terang-terangan mengatakan jika proyek film tersebut merupakan bentuk sosialisasi kinerja Pemda Sumsel, termasuk dalam menyambut Sea Games. Selain itu, lewat 'Pengejar Angin' para penonton juga diharapkan bisa lebih mengenal kebudayaan Sumatera Selatan lebih jauh lewat sarana yang tentunya menghibur.
"Pokoknya misi yang harus kita angkat itu kebijakan sekolah gratis, rumah sakit gratis, pembangunan, dan persiapan Sea Games," ungkap Hanung yang menerima dana bersih Rp 7 miliar untuk filmnya itu.
Karena permintaan tersebut, bahkan skenario film sampai diubah sebanyak dua kali. Meski demikian, 'Pengejar Angin' tetap menarik untuk ditonton tanpa terganggu 'pesanan' adegan yang harus ditampilkan.
'Pengejar Angin' mengambil latar di sebuah kampung di Lahat, Sumatera Selatan, di mana seorang remaja bernama Dapunta tinggal bersama ayahnya yang merupakan pemimpin kelompok perampok Bajing Loncat. Dapunta memiliki tekad untuk bersekolah dan menggapai cita-citanya setinggi langit tanpa harus mengikuti jejak sang ayah menjadi perampok.
Selain pandai dan berprestasi di bidang pendidikan, Dapunta juga memiliki kemampuan berlari yang cepat. Ia menjadi andalan sekolahnya untuk mengikuti lomba lari. Lewat cabang olahraga itu pula ia menggapai mimpinya untuk melanjutkan kuliah.
Menurut Hanung, 80 persen pemain dalam film tersebut merupakan pemain asli Sumatera Selatan. Ia juga memakai beberapa bintang remaja yang terbilang masih baru di dunia akting. Namun, para aktor dan aktris muda itu bisa menjalankan perannya masing-masing dengan cukup baik.
"Saya punya niatan untuk mengembangkan pendidikan entertainment untuk di luar Jakarta, dan melibatkan temen-teman dari daerah," ujar sutradara kelahiran Yogyakarta, 1 Oktober 1975 itu.
Hanung memang tak terjun langsung di lapangan sebagai sutradara. Pekerjaan tersebut ia serahkan kepada 'anak didiknya' dari Dapur Film, Hestu Saputra.
Namun untuk ukuran pengalaman pertama sebagai sutradara layar lebar, kinerja Hestu pantas diacungi jempol. Hanung juga tetap terlibat dalam proses pra-produksi hingga editing.
'Pengejar Angin' dibintangi oleh Mathias Muchus, Wanda Hamidah, Lukman Sardi, Agus Kuncoro, dan pemain utama remaja seperti Qausar HY, Giorgino Abraham, Siti Helda Meilita, dan Martua H.Aritonang. Film tersebut akan ditayangkan di bioskop Indonesia pada 3 November 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar