ST12 (detikhot)
Jakarta - Keputusan Charly dan Pepeng yang hengkang dari Band asal Bandung ST12 sangat disayangkan oleh sang Drummer Pepeng. Dengan kejadian ini, Pepep mengaku sering menangis.
"Saya sayangkan sekali kejadian ini. Padahal dalam suatu kelompok, yang namanya konflik selalu ada. Itu muncul karena pemahaman yang berbeda," ungkap Pepep dalam jumpa pers yang digelar di jumpa pers di basecamp ST12 di Jalan Stasiun Timur No 12, Bandung, Rabu (19/10/2011).
Menurut Pepep, jika ia mengikuti emosinya, mungkin sejak dulu ST12 sudah tidak bertahan lama. "Tapi saya sadar bahwa ST12 milik publik. Aku coba tidak berpikir sepihak. Dengan kejadian ini saya sering menangis," lirih Pepep.
Pepep sedih karena memikirkan nasib para fans ST12 dan manajemen. Ia juga bertekad akan terus menjalankan ST12 sampai kapan pun. "ST12 itu pintu rejeki bagi orang lain. Saya akan jalankan ST12 sampai nafas terakhir," tekad Pepep.
Menurut Pepep, ST12 dibangun bukan hanya oleh pikiran dan tenaga, tapi juga dengan darah. "Iman (personel ST12 yang sudah meninggal) yang sakit, ia mencurahkan tenaga, jiwa, dan pikirannya untuk ST12. Waktu itu saya enggak tahu kalau Iman sakit, tapi dia mati-matian untuk membangun ST 12," tutur Pepep.
"ST12 maju bukan karena saya dan Charly, tapi karena muzizat tuhan," imbuh Pepep.
"Saya sayangkan sekali kejadian ini. Padahal dalam suatu kelompok, yang namanya konflik selalu ada. Itu muncul karena pemahaman yang berbeda," ungkap Pepep dalam jumpa pers yang digelar di jumpa pers di basecamp ST12 di Jalan Stasiun Timur No 12, Bandung, Rabu (19/10/2011).
Menurut Pepep, jika ia mengikuti emosinya, mungkin sejak dulu ST12 sudah tidak bertahan lama. "Tapi saya sadar bahwa ST12 milik publik. Aku coba tidak berpikir sepihak. Dengan kejadian ini saya sering menangis," lirih Pepep.
Pepep sedih karena memikirkan nasib para fans ST12 dan manajemen. Ia juga bertekad akan terus menjalankan ST12 sampai kapan pun. "ST12 itu pintu rejeki bagi orang lain. Saya akan jalankan ST12 sampai nafas terakhir," tekad Pepep.
Menurut Pepep, ST12 dibangun bukan hanya oleh pikiran dan tenaga, tapi juga dengan darah. "Iman (personel ST12 yang sudah meninggal) yang sakit, ia mencurahkan tenaga, jiwa, dan pikirannya untuk ST12. Waktu itu saya enggak tahu kalau Iman sakit, tapi dia mati-matian untuk membangun ST 12," tutur Pepep.
"ST12 maju bukan karena saya dan Charly, tapi karena muzizat tuhan," imbuh Pepep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar